Yuk, Ketahui Bentuk Pasif, Agresif, dan Asertif dalam Berkomunikasi!

#UNALAcare

Oleh : Septia Annur Rizkia


Sebelumnya gini, penulis kerapkali mendengar pernyataan yang mengatakan bahwa menjadi manusia bukanlah perkara mudah. Ya, sebagaimana memahami manusia. Maka, dalam dunia manusia, terutama untuk bisa saling memahami satu sama lain, serta mengetahui apa yang dirasa, melakukan komunikasi adalah kunci.

Sedangkan definisi dari komunikasi yaitu proses penyampaian pesan oleh si pengirim pesan atau yang disebut komunikator, kepada si penerima pesan atau komunikan. Nah, bentuk dari komunikasi sendiri itu bermacam-macam, dan untuk membangun relasi dengan manusia lainnya, kita perlu berkomunikasi.

Pastinya, kita semua menginginkan dan mengharapkan komunikasi yang terjalin adalah efektif, sedangkan karakteristik setiap manusia itu berbeda. Nah nah, saling memahami serta menjaga komunikasi satu sama lain menjadi tugas bersama, baik pihak penyampai pesan maupun pihak penerima pesan.

Agar suatu pesan dari komunikator (si penyampai pesan) bisa tersampaikan dengan baik ke pihak komunikan (si penerima pesan), maka kita pun perlu belajar cara komunikasi yang efektif. Nah, bentuk-bentuk dari komunikasi, terutama non-verbal, bisa dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya yaitu:

1. Komunikasi Pasif.

Komunikasi pasif merupakan komunikasi yang dilakukan cenderung memilih diam atau mengiyakan. Nah, tipe komunikasi seperti ini sulit untuk mengatakan tidak. Lebih condong merasa tidak enak, sungkan, dan lain-lain. Imbasnya, diri sendiri yang menderita, sebab ada kecenderungan suka memendam apa yang dirasa, yang orang lain pun tidak bisa tahu, jika hal tersebut tidak disampaikan dengan baik dan tegas.

 

2. Komunikasi Agresif.

Komunikasi yang dilakukan cenderung lebih ke mempertahankan sikap serta pendapat tanpa mempedulikan dan mempertimbangkan orang lain. Ya, perilaku komunikasi seperti ini sifatnya sangat merugikan orang lain, dan bisa membuat orang lain menderita. Nah, dalam proses menyampaikan pesan tersebut menggunakan cara yang kasar, membentak, dan cara-cara lain yang bisa menyakiti lawan bicaranya tersebut.

 

3. Komunikasi Asertif.

Komunikasi asertif merupakan komunikasi yang efektif, sebab dalam komunikasi ini, tidak ada pihak yang dirugikan maupun tersakiti. Selain itu, bisa menyampaikan perasaan yang sedang dirasa dengan jujur, baik-baik, serta tidak menyakiti lawannya.

Nah, asertif berarti bisa mengatakan “tidak”, atas hal yang dirasa membuatnya tidak nyaman, tidak mampu, maupun tidak bisa. Tidak mengorbankan kepentingan pribadi maupun kepentingan orang lain yang memang sama-sama tidak bisa ditinggalkan.

 

Nah, semua itu dilakukan dengan saling mengungkapkan perasaan, kondisi, serta keadaan agar semua pihak pun sama-sama paham, mengerti, dengan tujuan bisa mencari alternatif secara bersama. Pastinya, semua itu dilakukan dengan cara yang baik, sehingga tidak ada pihak yang merasa tersakiti.

Sudah dulu ya, selanjutnya akan kita bahas lagi di ulasan selanjutya. Nah, kalau kamu punya pertanyaan seputar komunikasi atau permasalahan lain terkait kesehatan, bisa menghubungi 0811 2555 390.