Dari Ketujuh Jenis Boundaries ini, Mana yang Sulit Kamu Terapkan?
Selama ini mungkin kita hanya mengenali boundaries atau batasan diri itu hanya dalam konteks fisik dan emosional. Boundaries merupakan batas dan harapan yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri dan orang lain. Hal ini membantu kedua belah pihak memahami bagaimana berperilaku—perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak. Saat seseorang tidak memiliki batasan, orang dapat memperlakukan kita seperti yang mereka inginkan; tidak ada aturan atau panduannya. Bisa dibilang, batasan ini menjadi garis yang membedakan antara wilayah privat dengan diri kita saat berinteraksi dengan masyarakat.
Nah, tahukah kamu kalau setidaknya ada 7 (tujuh) jenis boundaries yang perlu kamu kenali?
1. Batasan Fisik
Kamu tahu batasan mana yang boleh disentuh dan tidak disentuh oleh orang lain. Hal ini berhubungan dengan jenis relasi yang kita miliki dengan orang lain.
Contoh: Kamu akan nyaman saat berpelukan dengan keluargamu, namun kamu akan menjaga jarak saat berdekatan dengan orang asing
2. Batasan Intelektual
Batasan intelektual yang sehat: menghargai perbedaan pendapat atau ide orang lain, paham betul topik apa yang pantas didiskusikan dengan orang lain.
Pelanggaran batas intelektual: saat seseorang merendahkan atau menganggap ide orang lain tidak penting, atau mencuri ide orang lain dan mengakui sebagai idenya sendiri.
3. Batasan Emosional atau Mental
Batasan emosional membedakan perasaan kita dari orang lain. Kita bertanggung jawab atas perasaan kita sendiri, tetapi kita tidak bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Batasan emosional juga memungkinkan kita untuk menciptakan keamanan emosional dengan menghormati perasaan satu sama lain, tidak membagikan informasi pribadi yang tidak sesuai dengan sifat atau tingkat kedekatan dalam hubungan.
Contohnya, saat teman sekelas menyinggung soal hubungan pribadimu dengan seseorang kamu bisa mengatakan, “Aku tidak nyaman membicarakan ini denganmu,” atau “Aku merasa malu saat Ayah mempermalukanku di depan teman-temanku. Tolong jangan lakukan itu lagi,” ketika orang tuamu bertindak di luar harapanmu.
4. Batasan Seksual
Adalah batasan terkait aspek emosional, intelektual dan fisik pada seksualitas seseorang. Saling menghargai akan keputusan seseorang, adalah bentuk dari batasan yang sehat. Melakukan sesuatu tanpa persetujuan adalah bentuk pelecehan seksual pada seseorang, termasuk berkomentar negatif yang menyinggung aspek ketubuhannya seperti “Wah kamu punya pantat yang besar ya!”. Sayangnya sebagian orang merasa ini bukan pelecehan, maka sikap tegas diperlukan di sini untuk menghentikan ujaran pelecehan yang masih sering dianggap bahan lelucon atau hal yang biasa.
5. Batasan Material
Kesadaran kepada siapa kita berbagi menggunakan barang atau uang milik kita, adalah bentuk dari batasan material. Contoh batasan yang tidak sehat misalnya saat kita memakai barang orang lain tanpa seizinnya.
6. Batasan Waktu
Kemampuan dalam membagi waktu pada hal yang penting dan pelanggaran akan terjadi saat kita menghabiskan waktu hingga mengabaikan tugas, kewajiban dan tanggung jawab.
7. Batasan di Dunia Digital
Batasan ini diperlukan untuk meminimalkan risiko atau dampak negatif dari dunia digital termasuk penggunaan gawai atau media sosial dan mengoptimalkan nilai positif yang dimiliki. Membatasi interaksi dengan orang lain di dunia digital, berhati-hati menampilkan data rahasia, memisahkan perangkat antara penggunaan pribadi dengan pekerjaan adalah sejumlah contoh dari penerapan batasan di dunia digital.
Diantara ketujuh batasan di atas, manakah batasan yang paling susah kamu terapkan?
Sumber:
www.psychcentral.com/blog/imperfect/2020/04/7-types-of-boundaries-you-may-need#1)-Physical-Boundaries
www.psychologytoday.com/us/blog/conquering-codependency/202208/6-ways-set-boundaries-without-guilt
www.keirbradycounseling.com/relationship-boundaries/
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!