Mengenali Tanda-tanda Bullying pada Seseorang

Temanmu tiba-tiba berubah? Perilakunya jadi tak biasa dan bikin kamu cemas? Hmm kenapa ya dia? Apakah mungkin dia sedang jadi korban Bullying? Coba cari tahu tanda-tanda saat seseorang menjadi korban Bullying berikut ini.

  • Mood Swing yang Cukup Mengganggu

Temanmu terlihat tiba-tiba senang, sedih atau merasa tidak jelas. Mungkin juga kelihatan dia nggak punya semangat. Bisa jadi, fenomena ini disertai munculnya perasaan sering takut dan was-was, yang sebenarnya dia tau penyebabnya namun tidak berani speak up atau ceritakan.

  • Menutupi Perasaan & Menarik Diri

Pemikiran dan perasaan yang dia alami ini akan memengaruhi perilakunya, seperti menutupi perasaan dan menarik diri dari orang lain bahkan mulai berbohong pada siapa saja, misalnya saat dia menutupi perasaannya.

“Kamu kenapa kok berubah akhir-akhir ini?”

“Enggak kok, nggak ada apa-apa.”

Temanmu takut kalau jujur justeru akan memperpanjang masalah atau semakin dirundung (di­bully) oleh pelaku kalau orang lain tahu.

  • Perubahan Pola Makan & Tidur

Perubahan yang tampak secara jelas adalah adanya perubahan pola makan dan pola tidur, ini mungkin dapat diketahui dari anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan temanmu. Nafsu makan yang hilang atau waktu tidur yang tidak menentu adalah salah satu pertanda dari perubahan pola aktivitas ini, yang mungkin diakibatkan dari pemikiran berlebihan (overthinking) yang menyita waktunya.

  • Mungkin Mengalami Gangguan Fisik

Adanya luka fisik di badan yang diakibatkan serangan pelaku bullying, menjadi pertanda paling jelas adanya bullying atau kekerasan yang terjadi pada temanmu. Gangguan fisik lain yang dimaksud, dapat berupa kondisi tubuh yang terasa tidak segar atau tidak nyaman.

Menghadapi Bullying

Alangkah baiknya, saat melihat seseorang atau teman yang dibully, hindari untuk menyerang balik pelaku dan fokuslah pada kondisi korban. Seperti apa langkah-langkahnya?

  1. Self-defense

Setiap orang perlu melindungi dirinya sendiri, karena orang lain mungkin nggak akan bisa kamu andalkan untuk melindungi dirimu.

 

Bagaimana caranya?

Ketika mood tidak baik karena baru saja mengalami bullying, coba untuk:

  • Tenangkan dirimu dulu dengan tarik napas dan hembuskan perlahan.
  • Bikin kondisimu lebih adem, sehingga lebih tenang pikiranmu.
  • Saat dirimu sudah tenang, kamu bisa lanjut ke langkah berikutnya.

 

  1. Jauhi Penyebab Bullying

Sebisa mungkin jauhi penyebab bullying atau hindari pelaku dahulu. Untuk sementara waktu, kamu bisa menjauhi hal-hal yang membuat pelaku menyerangmu. Meski demikian, ada kondisi tertentu dimana bisa saja pelaku adalah orang yang setiap hari kamu temui atau kamu segani seperti orang tua atau orang dewasa di sekolah atau di kampus. Dan ini menjadi hal yang tidak mudah mungkin bagimu. Jika demikian, kamu bisa berlanjut ke langkah ketiga.

 

  1. Mencari Bantuan

Jika menjauhi pelaku bully tidak bisa menjadi solusi yang dilakukan secara pribadi, maka kita perlu cari bantuan. Kemanakah mencari bantuan tersebut?

Ke tenaga profesional atau bicara ke orang di sekitar kita yang bisa dipercaya. Setidaknya kamu tidak menanggung beban itu sendirian. Sebab, saat kamu sendirian, dampak negatif yang dialami dari bullying akan dirasakan lebih parah.

 

Skill yang Diperlukan untuk Menghadapi Bullying

 

  1. Menanyakan Kondisi Tanpa Berasumsi

Biarkan dia melepaskan emosinya dulu dan menerima perasaan yang dirasakan. Jangan buru-buru menyimpulkan bahkan menghakimi apa yang sedang dia rasakan. Mungkin ini akan membutuhkan waktu buat dia bercerita dan beri apresiasi saat dia berani mengutarakan apa yang ia rasakan dan alami.

 

  1. Mendengarkan Cerita Tanpa Memberi Jeda

Saat sudah mau bercerita, jangan memotong pembicaraan saat teman mengungkapkan perasaannya. Walaupun kita merasa relate atau nyambung dengan apa yang sedang ia rasakan, tahan dulu untuk memberi respon. Nanti ada waktunya kamu merespon saat dia sudah selesai bercerita.

  1. Menawarkan Bantuan yang Realistis

Kemampuan orang membantu itu berbeda-beda, baik secara emosi, secara fisik atau keinginannya. Berilah bantuan sesuai kemampuan dan porsi kita. Maka, cobalah memberi bantuan yang realistis.

Kita hanya bisa membantunya, namun mungkin tidak untuk menyelesaikan masalahnya. Kamu sudah menawarkan solusi panjang lebar, tapi ternyata yang dia butuhkan ternyata hanya teman bicara untuk didengarkan keluh kesahnya. Maka dari itu, penting untuk tahu dulu sejak awal, apa yang sangat ia butuhkan saat ini.

  1. Memperluas Dukungan

Saat kita sudah mampu mengatasi situasi yang ada, termasuk menguasai diri kita maka, kita bisa bantu lebih banyak orang lagi. Dengan bagaimana? Seperti mencari dukungan lebih banyak untuk korban hingga mengadvokasi kasus yang dihadapi sesuai kemampuan masing-masing.

Tentu saja ke semua tahapan di atas, mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali waktu namun secara bertahap. Dan skill tersebut perlu dilatih, sehingga saat dirimu merasa belum berhasil, tak perlu khawatir atau merasa gagal ya.

Jika kamu butuh bantuan lebih lanjut, kamu bisa konsultasi ke @unalayouth atau WA ke 0811 2555 390 atau bisa juga hubungi kontak berikut:

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Layanan Call Center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129

08111-129-129 (WA)

Kementerian Sosial Republik Indonesia

Layanan Call Center Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) 1500771